Penghujung tahun 2022 lalu, Allah subhanahu
wa ta'ala mempertemukan saya dengan seorang Arsitek inspiratif dengan cara
super unik. Tidak perlu saya ceritakan bagaimana adanya perkenalan itu, karena
lebih penting makna, misi dan karya yang dibawa oleh Arsitek yang baru saya
kenal ini. Mau tau? Baca tulisan ini sampai selesai yes!
RAWHAUS, the first zero waste high performance microhouse di Indonesia.
Rawhaus adalah rumah mikro pertama di Indonesia yang menggunakan material daur ulang, recycle styrofoam dan recycle plastic. Konsep ini sangat baru di Indonesia.
Pernah gak kebayang bangun rumah dari material daur ulang? Kita yang sudah terbiasa dengan proses konstruksi properti konvensional tentu akan berfikir keras bagaimana rumah ini dibangun dan seberapa kokoh rumah ramah lingkungan ini untuk tinggal didalamnya.
Siapa sangka Rumah bisa dibangun dari hasil daur ulang? RAWHAUS membuktikannya!
Karakter Rawhaus ini membuktikan rumah kecil berkinerja tinggi ini memang bisa diandalkan sebagai hunian/tempat tinggal. Ada 10 keunggulan Rumah Daur Ulang Kinerja Tinggi yang akan dibahas ditulisan ini.
Sebelum sampai situ, siapa orang dibalik
Rawhaus ini?
Cassandra Sari Damayanti, seorang Arsitek lulusan Arsitektur ITB tahun 2014 dan magister SBM ITB tahun 2021 adalah co-founder dari Rawhaus. Bersama teman seprofesinya, Rendy Aditya (founder dari Recycle and Waste management Parongpong Raw Lab) menjalin kerjasama dan membangun Rawhaus beserta tim berlatarbelakang arsitek, urban designer dan kontraktor.
Mendengar pemaparan tentang Rawhaus dari Cassandra, terbangunnya prototype rumah daur ulang berkinerja tinggi dalam bentuk nyata tentu adalah hal sangat menarik! Terbukti bukan hanya saya yang surprise dengan ide dan eksekusi ciamik ini, karena faktanya Inovasi rumah ramah lingkungan berkinerja tinggi ini mengantarkan Rawhaus menjadi Pemenang Best of The Best Wirausaha Muda Mandiri 2020 ketegori Business Plan serta Winner of Good Design Indonesia 2021 kategori Personal Residence/small Apartment.
MasyaAllah Tabarakallah. Selamat Rawhaus! Senang berkenalan dengan Rawhaus!
Cassandra Sari Damayanti, seorang Arsitek lulusan Arsitektur ITB tahun 2014 dan magister SBM ITB tahun 2021 adalah co-founder dari Rawhaus. Bersama teman seprofesinya, Rendy Aditya (founder dari Recycle and Waste management Parongpong Raw Lab) menjalin kerjasama dan membangun Rawhaus beserta tim berlatarbelakang arsitek, urban designer dan kontraktor.
Mendengar pemaparan tentang Rawhaus dari Cassandra, terbangunnya prototype rumah daur ulang berkinerja tinggi dalam bentuk nyata tentu adalah hal sangat menarik! Terbukti bukan hanya saya yang surprise dengan ide dan eksekusi ciamik ini, karena faktanya Inovasi rumah ramah lingkungan berkinerja tinggi ini mengantarkan Rawhaus menjadi Pemenang Best of The Best Wirausaha Muda Mandiri 2020 ketegori Business Plan serta Winner of Good Design Indonesia 2021 kategori Personal Residence/small Apartment.
MasyaAllah Tabarakallah. Selamat Rawhaus! Senang berkenalan dengan Rawhaus!
Mengapa Rawhaus dibangun? Berawal dari keresahan Cassandra melihat sampah aktivitas konstruksi memunculkan keinginan kontribusi nyata sesuai keahliannya di bidang arsitektur, lahirlah inspirasi Rawhaus. It takes a village to raise a child! Pernahkah homehunter membayangkan adanya kehidupan di suatu habitat dimana setiap orang berkesadaran untuk konsumsi secukupnya menggunakan kembali, mengurangi dan mendaur ulang limbahnya sendiri. Bisa memasak dari kebun sendiri, makan makanan sehat pun bisa diperoleh dan bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Berprinsip mandiri dan ramah lingkungan sekali ya?
Bangunan Rawhaus menggunakan material recycle styrofoam dan recycle plastic. Homehunter tentu tahu apa itu styrofoam? Polimer untuk pembungkus makanan yang menjadi penyumbang sampah beracun dan sulit diurai. Dampak styrofoam ini bisa merusak lingkungan dari pencemaran tanah dan air. Styrofoam sudah sering menjadi bagian dari keseharian kita, jika limbahnya yang banyak, berbahaya dan sulit terurai tapi kemudian dapat bermanfaat jadi bahan bangunan tentu berdampak positif, betul?
Menariknya, Rawhaus ini juga punya konsep rumah non-permanen lho! Kalau ibarat Lego (mainan anak), rumah ini bisa dibangun dan dibongkar pasang serta dipindahkan. Seru banget ya? Kayak gimana nih rumah yang bisa dibongkar pasang tapi tetap terbangun kokoh?
Rumah SISA (Singgah Sampah) di Gorontalo
Pada November 2021, Rawhaus bekerjasama dengan Pemerintah Bare Bolongo (Gorontalo) untuk membangun RUMAH SISA (SINGGAH SAMPAH). Rumah yang digunakan untuk masyarakat Bare Bolongo mengolah sampah an-organik sehingga bisa menghasilkan barang yang bisa terpakai lagi. Rumah SISA ini dibangun hanya dalam waktu 10 hari. Biidznillah, metode prefabrikasi dan modular cutting (atau mengirimkan ukuran dan bentuk panel) pada Rawhaus sesuai desain memudahkan proses pembangunan serta mudah didelegasikan pada awam sekalipun. Terbukti pada project Rumah SISA di Gorontalo ini bisa terbangun hanya dalam 10 hari, dikerjakan oleh masyarakat setempat saja -yang tidak memiliki pengetahuan dasar tentang arsitektur dan kontruksi bangunan- sama sekali.
Mirip halnya pembangunan rumah pada umumnya, 2 langkah nyata yang dilakukan adalah tahap perencanaan dan tahap pembangunan. Tahap perencanaan dari membuat blueprint bangunan hasil dari survey lahan, deskripsi obyek rancangan, dan proses desain. Tahap pembangunan ini yang berbeda dari pembangunan rumah umumnya.
Pembangunan dimulai dari menyiapkan bahan bangunan khas Rawhaus. Cassandra melirik limbah styrofoam
untuk dijadikan bahan bangunan yang disebut B-panel. B-panel merupakan sistem
bangunan yang terdiri panel beton bertulang yang dilapisi material B-foam.
Bahan B-panel dan B-foam merupakan produk PT Beton Elemindo Putra. B-foam
berasal dari 100% daur ulang limbah sejenis styrofoam yaitu recycle expanded
polyestrene. Bahan bangunan sudah tercetak sesuai desain, dibawa ke lahan pembangunan dan dibangun bertahap sesuai perencanaan. Maka, jadilah rawhaus!
Tidak hanya ramah lingkungan dari bahan
bangunan, konsep eco-design rawhaus juga tercermin dari fitur pengolahan dan
daur ulang air serta limbah secara mandiri.
- Bahan bangunan tahan lama dan mudah direvitalisasi
- Dampak lingkungan lebih ringan. Pada konstruksi properti umumnya akan menghasilkan puing bangunan, polusi udara, air, dan sebagainya. Rawhaus minim limbah karena bahan bangunan ramah lingkungan.
- Dirancang untuk pembongkaran. Sebuah keunikan nyata Rawhaus rumah yang beda karena bisa dibongkar dan dipasang kembali di tempat yang berbeda.
- Sistem pembangunan siap rakit : konstruksi cepat. Terbukti pada pembangunan Rawhaus prototype pertama di Bandung dan Rumah SISA di Gorontalo, Rawhaus bisa dibangun dengan mudah dan cepat.
- Dibangun dari bahan daur ulang (EPS, denim dan kayu reklamasi)
- Fire retardant. Rawhaus punya ketahanan pada api sehingga saat ada api tidak menjalar.
- Rain Water Harvesting. Desain atap rawhaus mudah menampung air hujan yang kemudian difilter dan disimpan didalam penampungan air untuk digunakan kembali (R3 Reuse & R8 Recycling) di area taman.
- Self contained filtered water.
- Pengolahan air limbah : Bioseptic tank.
- Pencahayaan dan peralatan hemat energi. Rawhaus lebih banyak menggunakan cahaya alami serta system isolasi termal yang baik.
Menarik kan? Gimana kamu tertarik punya Rawhaus sekarang?
Rawhaus ini cocok untuk kamu :
- Pribadi atau Keluarga yang punya lahan dan mau membangun rumah impian
- Pribadi atau Keluarga yang menyukai gaya hidup minimalis
- Pribadi atau Keluarga yang menyukai dan menerapkan sustainable living
- Pribadi atau Developer yang punya lahan dan mau membangun akomodasi penginapan, baik peruntukan wisata ataupun usaha kos dan sebagainya
- Komunitas peduli lingkungan dan membutuhkan tempat tinggal ramah lingkungan
- Organisasi yang butuh tempat tinggal flexible bisa dibongkar pasang dan dipindahkan
- Pemerintah/Swasta yang butuh pembangunan rumah terbangun cepat dan mudah pada situasi pasca bencana.
Mari terus bergerak maju menjadi inspirasi ke sekitar #BerawalDariRumah
Rawhaus dibangun untuk mengubah cara hidup masyarakat menjadi lebih
tangguh, menciptakan keberlanjutan, dan membangun habitat berkinerja tinggi.
Spaces are so precious, people start to consume less, choose wisely, and creates sustainability. -Cassandra S.D-